Senin, 26 November 2012

PROSES-PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

TUGAS MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR

SOFTSKILL

PROSES-PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL



Disusun Oleh :
--- FRANSISKA ---



                                         Kelas                                 : 2SA01                               
           


UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I. PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Perubahan sosial dan kebudayaan  merupakan segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suataau masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan, perubahan bagi masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang menelaahnya, dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga yang cepat. Karna itu penting untuk kita mempelajari mengenai proses-proses sosial dan interaksi sosial.







1.2 Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1     LATAR BELAKANG ………………………………………………………………………………………
1.2     DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
1.       INTERAKSI SOSIAL  ………………………………………………………………………………………
1.A FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI SOSIAL ……………………
2.       BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL ……………………………………………………………
2.A PENGGOLONGAN PROSES SOSIAL …………………………
1) BENTUK INTERAKSI ASOSIATIF ……………………
                                                2) BENTUK INTERAKSI DISOSIATIF ……………………
3.       UNSUR-UNSUR MASYARAKAT ……………………………………………………………………
4.       FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN …………
5.       FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JALANNYA PROSES PERUBAHAN  SOSIAL ...
BAB III PENUTUP        
3.1     KESIMPULAN ………………………………………………………………………………
3.2     DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………


BAB II PEMBAHASAN
1. INTERAKSI SOSIAL

Interaksi Sosial Kata interaksi berasal dari kata inter dan action Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran danb tindakana. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling menegeur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial.


1.A FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI SOSIAL

Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1.       Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.

2.       Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang
individu menerima suatu cara penglihatan atau
peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalaha hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.

3.       Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk
menjadi identi (sama) dengan orang lain, baik
secara lahiriah maupun batiniah.

4.       Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang
satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul
tidak atas dasar logis rasional, melainkan
berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada
proses identifikasi.


2. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Bentuk-bentuk intraksi sosial Dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai pada akomodasi.

2.A PENGGOLONGAN PROSES SOSIAL

Gilin and Gilin pernah mengadakan pertolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka ada dua macam proess sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu:

a. Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.

b. Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi “contravention” dan pertentangan pertikain. Adapun interaksi yang pokok proses-proses adalah:

1) BENTUK INTERAKSI ASOSIATIF
a. Kerja sama (cooperation) Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama ada tiga bentuk kerja sama, yaitu:

 v       Bargainng, pelaksanaan perjanjian
mengenai pertukaran barang dan jasa
antara dua organisasi atau lebih.

v        Cooperation, proses penerimaan unsur-
unsur baru dalam kepemimpinan atau
pelaksanaan politik dalam suatu
organisasi, sebagai salah satu carta
untuk menghindari terjadinya
kegoncangan dalam stabilitas organisasi
yang bersangkutan

v        Coalition, kombinasi antara dua
organisasi atau lebih yang mempynyai
tujuan yang sama.

b.       Akomodasi (accomodation) Adapun bentuk-
bentuk akomodasi, di antaranya:

v        Coertion, yaitu suatu bentuk akomodasi
yang prosesnya dilaksanakan karena
adanya paksaan.

v        Compromise, suatu bentuk akomodasi,
di mana pihak yang terlibat masing-
masing mengurangi tuntutannya, agar
tercapai suatu penyelesaian terhadap
perselisihan yang ada.

v        Arbiration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang berhadapan tidak sanggup untuk mencapainya sendiri

v        Meditation, hampir menyerupai arbiration diundang pihak ke tiga yang retial dalam persoalan yang ada.

v        Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih, bagi tercapainya suatu tujuan bersama.

v        Stelemate, merupakan suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang berkepentingan mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangan.

v        Adjudication¸ yaitu perselisihan atau perkara di pengadilan.

2) BENTUK INTERAKSI DISOSIATIF

a.       Persaingan (competition) Persaingan adalah
bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu
atau kelompok yang bersaing untuk
mendapatkan keuntungan tertentu bagi
dirinya dengan cara menarik perhatian atau
mempertajam prasangka yang telah ada
tanpa mempergunakan kekerasan.

b.       Kontraversi (contaversion)
Kontraversi bentuk interaksi yang berbeda antara persaingan dan pertentangan. Kontaversi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikannya dan kebencian terhadap kepribadian orang, akan tetapi gejala-gejala tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.

c.       Pertentangan (conflict)
Pertentangan adalah suatu bentuk
interaksi antar individu atau kelompok sosial
yang berusaha untuk mencapai tujuannya
dengan jalan menentang pihak lain disertai
ancaman atau kekerasan. Pertentangan
memiliki bentuk khusus, antara lain:
pertentangan pribadi, pertentangan rasional,
pertentangan kelas sosial, dan pertentanfan
politik.

3. UNSUR-UNSUR MASYARAKAT

Unsur-unsur masyarakat yaitu: kumpulan orang, sudah terbentuk dengan lama, sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri, memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama, adanya kesinambungan dan pertahanan diri, dan memiliki kebudayaan.


 Masyarakat Setempat (community) Masyarakat setempat

menunjukan pada bagianmasyarakat yang bertempat tinggal disatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota-anggotanya, dibandingkan interaksi dengan penduduk diluar batas wilayahnya.


 Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota Menurut Soerjono

Soekamto, masyarakat kota dan desa memiliki perhatian yang berbeda, khususnya terhadap perhatian keperluan hidup. Di desa, yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lain diabaikan. Lain dengan pandangan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan sekitarnya sangat mereka perhatikan.


 Masyarakat Multikultural Perlu diketahui, ada tiga istilah yang
digunakan secara bergantian untuk mengambarkan masyarakat yang terdiri atas agama, ras, bahasa dan budaya yang berbeda, yaitu pluralitas, keragaman, dan multikultural. Konsep pluralitas menekankan pada adanya hal-hal yang lebih dari satu (banyak). Keragaman menunjukan bahwa keberadaanya yang lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen, dan bahkan tidak dapat dipersamakan.

Sementara itu, konsep multikultralisme sebenarnya merupakan konsep yang relatif baru. Inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa ataupun agama. Jadi, apabila pluralitas hanya menggambarkan kemajemukan, multikulturalisme meberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaannya itu mereka adalah sama diruang publik.


Pengaruh Multikultural Terhadap Kehidupan Beragama,
Bermasyarakat, Bernegara dan Kehidupan Global Problematika yang muncul dari keragaman yaitu munculnya berbagai kasus disintegrasi bangsa dan bubarnya sebuah negara, dapat disimpulkan adanya lima faktor utama yang secara gradual bisa menjadi penyebab utama proses itu, yaitu: kegagalan kepemimpinan, krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama, krisis politik, krisis sosial, dan intervensi asing.

Realitas keragaman budaya bangsa ini tentu membawa konsekuensi munculnya persoalan gesekan antar budaya, yang mempengaruhi dinamika kehidupan bangsa sebagai kelompok sosial, oleh sebab itu kita harus bersikap terbuka melihat semua perbedaan dalam keragaman yang ada, meenjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, dan menjadikan keragaman sebagai kekayaan bangsa, alat pengikta persatuan seluruh masyarakat dalam kebudayaan yang beraneka ragam. 

Kita sebagai subyek yang berperan utama mempunyai peranan yang sangat penting dalam aspek sebagai pelaku budaya. Dengan kita menjaga kelestarian budaya maka kita dapat melestarikan kebiasaan-kebiasaan yang membentuk pribadi kita masing-masing.



4. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN

Perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan, lembaga-lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan seterusnya.

Dengan diakuinya dinamika sebagai inti jiwa masyarakat, maka banyak sarjana sosiologi modern yang mencurahkan perhatiannya pada masalah-masalah perubahan sosial dan kebudayaan dalam masyarakat. Masalah tersebut menjadi lebih penting dalam hubungannya dengan pembangunan ekonomi yang diusahakan oleh banyak masyarakat dari Negara yang kemerdekaan politiknya setelah perang dunia kedua.



a. faktor intern
¯        Bertambah atau berkurangnya penduduk
¯        Penemuan-penemuan baru (inovation – discoveri
          [gagasan] – invention [diterapkan dalam
masyarakat]
¯        Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat
          (konflik)
¯        Pemberontakan / revolusi



b. faktor ekstern
¯        Perubahan lingkungan fisik manusia ( bencana alam)
¯        Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
¯        Peperangan


5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JALANNYA PROSES PERUBAHAN SOSIAL

v   Faktor-faktor yang mendorong :

·             Kontak dengan kebudayaan lain

·             Sistem pendidikan yang maju


·             Sikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan untuk maju

·             Toleransi terhadap perbuatan menyimpang

·             Sistem lapisan masyarakat yang terbuka

·             Penduduk yang heterogen

·             Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu

·             Orientasi ke depan

·             Nilai meningkatkan taraf hidup

v   Faktor-faktor yang menghambat :

·             Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain

·             Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat

·             Sikap masyarakat yang tradisional

·            Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested Interest)

·           Rasa takut terjadinya kegoyahan dalam integrasi kebudayaan

·           Prasangka terhadap hal baru

·           Hambatan ideologis

·           Kebiasaan

·           Sikap pasrah














BAB III PENUTUP

3.1     KESIMPULAN
Jadi, dapat disimpulkan bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.

Sedangkan interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran danb tindakana. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.

Bentuk-bentuk intraksi sosial Dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai pada akomodasi.









3.2             DAFTAR PUSTAKA

 





1 komentar: